Kursus Bahasa Inggris

Belajar Bahasa Inggris

Selasa, 22 September 2015

UGM Jadi Juara Kontes Robot Terbang



Universitas Gadjah Mada berhasil menjadi juara umum dalam Kontes Robot Terbang (KRTI) 2015 yang dilaksanakan di Lapangan Gading, Playen, Gunungkidul 17-20 september lalu.

 Kompetisi pesawat nirawak ini diikuti 71 peserta dari 29 perguruan tinggi ini. Pada penutupan KRTI sekaligus pengumuman pemenang sabtu malam (19/9) di Balairung UGM, diketahui tim dari UGM berhasil menang dalam dua kategori dan mendapat empat penghargaan dari tiga divisi yang diperlombakan; fixed wing, racing jet , dan vertical take off and landing.

Tim Gama Force II dari UGM berhasil menjadi juara pertama dalam kelas mapping dan monitoring untuk divisi Fixed Wing. Bahkan tim ini mendapat dua penghargaan khusus untuk kategori ide dan desain terbaik dalam divisi ini. Selanjutnya dua penghargaan lainnya, Tim Horse Fly UGM berhasil menyabet penghargaan desain terbaik dalam kategori divisi Racing Jet . Sedangkan Tim Gadjah Mada Fighting Copter-1 berhasil menyabet penghargaan khusus untuk sistem terbaik dalam divisi vertical take off and landing.

Adapun pemenang dalam kelas light weight untuk divisi Racing Jet diraih oleh tim dari Universitas Andalas sebagai juara pertama, disusul Politeknik Elektronika Negeri Surabaya juara kedua. Sementara kelas heavy weight , juara pertama dimenangkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sedangkan untuk kelas water based fire extinguisher divisi vertical take off and landing dimenangkan Universitas Telkom, disusul STMIK Teknokrat dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Lalu untuk kelas non water based fire extinguisher dimenangkan oleh tim Garuda dari Universitas Indonesia, disusul Politeknik Elektronika Negeri Surabaya dan Universitas Telkom.

Dr. Djoko Sarjadi selaku anggota dewan juri mengatakan kompetisi KRTI tahun ini banyak menghasilkan karya-karya yang siap diaplikasikan di masyarakat. Menurutnya salah satu pesawat nirawak karya para mahasiswa ini sudah mampu menghasilkan foto peta dengan kualitas baik. “Saya salut kepada peserta yang tidak pernah mendapatkan pelajaran tentang pesawat namun bisa membuat pesawat,” kata Djoko.

Djoko berharap di tahun mendatang semakin banyak karya mahasiswa yang bisa diimplementasikan ke masyarakat. Bahkan pihaknya siap dan mendukung start up company berbasis hasil riset.

Sumber: ugm.ac.id