Bagi pengendara motor, tangan kebas saat berkendara menjadi salah satu masalah yang sulit dihindari, terutama saat berkendara jarak jauh. Tangan kebas bahkan bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan.
Hal inilah yang melatarbelakangi dibuatnya “Saranghaeyo” (Sarang Tangan Penghangat Yo!), Inovasi Sarung Tangan Anti Kebas Pencegah Kecelakaan.
Saranghaeyo merupakan produk karya mahasiswa Fakultas Farmasi Unpad yang terdiri dari Rurynta Ferly Shavira, Selma Ramadhani, Feby Shyntia A., Yockie Dheafithraza, dan Himmatul Ulya, dibawah bimbingan dosen Fakultas Farmasi, Richie Agusta Iwan Chandra, M.Sc., Apt. Saranghaeyo terpilih menjadi salah satu delegasi Unpad untuk Program Kreativitas Mahasiswa- Kewirausahaan (PKM-K) dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Universitas Halu Oleo, 5 – 9 Oktober mendatang.
“Saranghaeyo merupakan sarung tangan yang di dalamnya ada hotpack-nya untuk melancarkan aliran darah. Salah satu tujuannya untuk menghilangkan kebas saat berkendara,” ungkap Rury saat diwawancarai Humas Unpad beberapa waktu lalu.
Tim ini berkerja sama dengan pengrajin sarung tangan rajut, untuk kemudian memodifikasinya dengan membuat kantong khusus di bagian pergelangan tangan sebagai tempat diselipkannya hotpack. Hotpack ini terbuat dari Natrium Asetat Trihidrat.
Jika ingin menggunakan sarung tangan ini, pengguna diharuskan menekan stainless steel yang terdapat di dalam hotpack, sehingga cairan yang di dalam hotpack akan berubah menjadi padat dan mengeluarkan panas. Tidak lama menunggu, hotpack pun dapat langsung diselipkan ke sarung tangan, untuk kemudian digunakan agar menghindari kebas.
“Waktu panas akan ngebeku. Cuma lama-lama akan dingin,” ungkap Rury.
Jika sudah dingin dan akan digunakan lagi, hotpack perlu di-charge, dengan cara direbus selama waktu yang diinginkan. Semakin lama kita menginginkan panas, maka harus semakin lama kita merebusnya. Waktu perebusan dapat dilakukan mulai dari 10 menit hingga satu jam.
“Kayak handphone aja, kalau mau pake lama, nge-charge- nya agak lama juga,” jelas Rury.
Selain dijual satu paket dengan sarung tangan, hotpack juga dapat dibeli terpisah sebagai refill. Penjualan lebih banyak mereka lakukan secara langsung (direct selling) dan online melalui media sosial yang mereka kelola. Penjualan bahkan sudah mencapai luar Pulau Jawa dan luar negeri. Hingga saat ini, sudah lebih dari 300 sarung tangan yang terjual.
“Semoga produk ini enggak terputus setelah Pimnas ini. Semoga bisa terus produksi,” harap Himma.
Berbagai persiapan pun kini tengah mereka lakukan untuk berlaga di Pimnas nanti. Selain penguatan materi dan latihan presentasi, persiapan display menarik untuk gelar poster juga tengah dilakukan tim ini.
“Harapannya sih menang dan membawa medali,” harap Feby.
Sumber: unpad.ac.id