Program International Government Studies (IGOV) UMY pada senin (28/9) mendapatkan kunjungan dari 13 mahasiswa asal Amerika Serikat yang tergabung dibawah organisasi “Where There Be Dragons”, dengan tiga dosen pendamping. Kunjungan tersebut dalam rangka program semester 3 bulan yang dilaksanakan di Indonesia dengan rincian satu bulan menetap di Yogyakarta kemudian satu bulan selanjutnya di Flores, dan terakhir di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Selama keberadaan mereka di Yogyakarta, mereka akan mengikuti program-program yang telah dijadwalkan oleh IGOV UMY.
Salah satu dosen mereka, Rachel Russell, menjelaskan bahwa selama mereka di Indonesia, mereka ingin belajar tentang kepemimpinan, kebudayaan, bahasa, isu pemerintahan, dan agama di Indonesia. Ia juga mengungkapkan bahwa Yogyakarta merupakan kota pertama yang mereka datangi setibanya di Indonesia.
Kedatangan mereka di Yogyakarta sudah sejak Kamis (24/9) hingga 18 Oktober mendatang. “Sebelum ke UMY mereka sudah kami berikan orientasi terkait kondisi Yogyakarta, cuaca dan beberapa hal lainnya. Dragons sendiri baru pertama kalinya melakukan program belajar di luar negeri. Kami berharap dapat meningkatkan pemahaman para mahasiswa terkait isu-isu yang sedang berkembang di negara yang mereka kunjungi secara langsung,” ujarnya.
Rachel juga menambahkan bahwa dirinya sangat senang berada di Yogyakarta karena ia melihat kota Yogyakarta merupakan kota yang fantastis, dengan banyak pertunjukan musik setiap harinya. Selain itu, ia juga melihat kampus UMY sebagai kampus yang indah dan senang dapat bekerja sama dengan IGOV UMY selama pelaksanaan program mereka.
Direktur IGOV UMY, Dr. Eko Priyo Purnomo menambahkan, para mahasiswa asal Amerika tersebut akan diberikan pendampingan selama keberadaan mereka di Jogja. “Setiap satu mahasiswa akan didampingi oleh satu mahasiswa UMY. Program ini bertujuan untuk mengenalkan Indonesia secara lebih dalam, dan juga mengenalkan IGOV UMY kepada mahasiswa asing,” terangnya.
Eko menambahkan, ketiga belas mahasiswa akan dibawa ke daerah-daerah kota, pedesaan dan pesisir, untuk kemudian mereka mempelajari kehidupan masyarakat Yogyakarta dengan latar belakang yang berbeda-beda.
“Selama di Jogja, mereka akan lebih banyak terjun ke lapangan dengan melihat secara langsung kehidupan masyarakat Jogja. Mereka akan diterjunkan untuk melihat pertanian di Yogyakarta, budaya dan latar belakang masyarakat,” jelasnya. Setelah terjun di lapangan, Eko menambahkan, para mahasiswa asing tersebut akan dikumpulkan di kelas untuk kemudian mendiskusikan hasil studi yang mereka dapatkan.
Dengan menjadi pendamping bagi mahasiswa asing yang sedang melakukan studi di Yogyakarta, Direktur IGOV UMY berharap dapat mengenalkan IGOV UMY kepada mahasiswa asing dan lebih dikenal oleh dunia internasional. Ia juga berharap, para mahasiswa IGOV UMY menjadi lebih berani untuk dapat berkomunikasi dengan mahasiswa asing terkait dengan pelajaran bahasa Inggris selama mereka di kelas. “Ini juga merupakan kali kedua IGOV UMY sebagai pendamping mahasiswa asing asal Amerika. Harapannya program seperti ini akan terus berlanjut dan sustainable,” tutup Eko.
Salah satu dosen mereka, Rachel Russell, menjelaskan bahwa selama mereka di Indonesia, mereka ingin belajar tentang kepemimpinan, kebudayaan, bahasa, isu pemerintahan, dan agama di Indonesia. Ia juga mengungkapkan bahwa Yogyakarta merupakan kota pertama yang mereka datangi setibanya di Indonesia.
Kedatangan mereka di Yogyakarta sudah sejak Kamis (24/9) hingga 18 Oktober mendatang. “Sebelum ke UMY mereka sudah kami berikan orientasi terkait kondisi Yogyakarta, cuaca dan beberapa hal lainnya. Dragons sendiri baru pertama kalinya melakukan program belajar di luar negeri. Kami berharap dapat meningkatkan pemahaman para mahasiswa terkait isu-isu yang sedang berkembang di negara yang mereka kunjungi secara langsung,” ujarnya.
Rachel juga menambahkan bahwa dirinya sangat senang berada di Yogyakarta karena ia melihat kota Yogyakarta merupakan kota yang fantastis, dengan banyak pertunjukan musik setiap harinya. Selain itu, ia juga melihat kampus UMY sebagai kampus yang indah dan senang dapat bekerja sama dengan IGOV UMY selama pelaksanaan program mereka.
Direktur IGOV UMY, Dr. Eko Priyo Purnomo menambahkan, para mahasiswa asal Amerika tersebut akan diberikan pendampingan selama keberadaan mereka di Jogja. “Setiap satu mahasiswa akan didampingi oleh satu mahasiswa UMY. Program ini bertujuan untuk mengenalkan Indonesia secara lebih dalam, dan juga mengenalkan IGOV UMY kepada mahasiswa asing,” terangnya.
Eko menambahkan, ketiga belas mahasiswa akan dibawa ke daerah-daerah kota, pedesaan dan pesisir, untuk kemudian mereka mempelajari kehidupan masyarakat Yogyakarta dengan latar belakang yang berbeda-beda.
“Selama di Jogja, mereka akan lebih banyak terjun ke lapangan dengan melihat secara langsung kehidupan masyarakat Jogja. Mereka akan diterjunkan untuk melihat pertanian di Yogyakarta, budaya dan latar belakang masyarakat,” jelasnya. Setelah terjun di lapangan, Eko menambahkan, para mahasiswa asing tersebut akan dikumpulkan di kelas untuk kemudian mendiskusikan hasil studi yang mereka dapatkan.
Dengan menjadi pendamping bagi mahasiswa asing yang sedang melakukan studi di Yogyakarta, Direktur IGOV UMY berharap dapat mengenalkan IGOV UMY kepada mahasiswa asing dan lebih dikenal oleh dunia internasional. Ia juga berharap, para mahasiswa IGOV UMY menjadi lebih berani untuk dapat berkomunikasi dengan mahasiswa asing terkait dengan pelajaran bahasa Inggris selama mereka di kelas. “Ini juga merupakan kali kedua IGOV UMY sebagai pendamping mahasiswa asing asal Amerika. Harapannya program seperti ini akan terus berlanjut dan sustainable,” tutup Eko.