Tim Nayaka 3.0 UI berhasil mendapat gelar mobil dengan jarak paling akurat. Prestasi ini mengantarkan UI meraih juara dua dalam kompetisi Chem-E-Car yang diselenggarakan di Melbourne, Australia (30/09/2015) lalu.
Kompetisi Chem-E-Car merupakan kompetisi mendesain prototipe mobil menggunakan hasil reaksi kimia sebagai penggeraknya untuk dapat menempuh jarak tertentu. Kompetisi ini diselenggarakan bersamaan dengan kongres Ahli Teknik Kimia Asia Pasifik (APCChe 2015).
Kompetisi Chem-E-Car 2015 Melbourne diikuti oleh 13 tim yang berasal dari 5 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Australia, Iraq, dan New Zealand. Tim Indonesia yang berlaga, yaitu UI, ITS, UGM, dan Universitas Brawijaya. Tim Nayaka UI terdiri dari Zulfikar Ali Akbar, Farandy Haris, Uswatun Nur Khazanah, dan Silvia Adinda.
Dalam kompetisi tersebut mobil Nayaka berhasil membuktikan tidak memiliki error dalam menempuh jarak 10 meter dan membawa beban sebesar 200 ml air. Mobil berhenti tepat di jarak 10 meter. Hal ini tentu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri karena hanya tim dari UI satu-satunya yang berhasil menempuh jarak tepat 10 meter.
“Mobil Nayaka milik kami memiliki keunggulan yang lebih dari sisi energi yang cukup besar dan mudah di kontrol sehingga ketika ditargetkan untuk menempuh jarak 10 meter dengan beban 200 ml air, mobil kami berhasil menyelesaikannya dengan error 0% sesuai target yang ditentukan. Tentu jadi sebuah kebanggaan tersendiri karena Nayaka satu-satunya mobil yang berhasil melakukan hal tersebut di antara seluruh finalis lainnya. Selain itu, energi yang kami gunakan juga memiliki konsep clean and safe to environment karena menggunakan oksigen hasil reaksi sebagai penggeraknya. Dari segi mekanik, mobil kami menggunakan konsep piston pneumatic cylinder untuk mengatur aliran oksigen yang diproduksi sehingga gas oksigen yang digunakan relatif lebih efisien,” ujar Silvia Adinda.
Reaksi utama yang digunakan mobil Nayaka adalah campuran antara hidrogen peroksida serta kalium permanganat yang menghasilkan oksigen. Kedua bahan tersebut terhitung murah dan mudah didapat sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mengoperasikan mobil.
“Berikutnya, kami akan terus mengembangkan prototipe mobil ciptaan kami agar mampu terus berlaga di ajang nasional maupun internasional,” tegas Silvia.
Sumber: ui.ac.id