Royal jelly adalah zat seperti susu yang dihasilkan dari kelenjar pada hipofaring (tenggorokan bagian bawah) lebah pekerja. Royal jelly ini berbentuk cairan kental berwarna putih.
Pada lebah, royal jelly bermanfaat sebagai sumber nutrisi bagi bayi-bayi lebah atau larva. Mereka memakan nutrisi ini hingga tiga hari untuk dapat berkembang. Namun, beberapa larva yang dipilih menjadi ratu lebah berikutnya akan terus memakan royal jelly selama masa pertumbuhan.
Pada budidaya madu, peternak akan mengumpulkan royal jelly dari sarang larva calon ratu berada, di mana terdapat sebagian besar royal jelly. Terkadang, madu dan lilin lebah dicampurkan ke dalam royal jelly dengan tujuan mengawetkan simpanan royal jelly. Royal jelly kemudian digunakan sebagian masyarakat sebagai obat.
Kandungan Royal Jelly Secara umum, sebagian besar komposisi royal jelly adalah air, yaitu sekitar 67 persen. Selain itu, royal jelly mengandung protein, beberapa jenis asam amino, gula sederhana, asam folat, mineral esensial, senyawa antibiotik dan antibakteri, vitamin B5 dan B6. Sementara itu, ada kandungan protein royalactin yang berguna menjadikan larva terpilih untuk bisa tumbuh dengan sempurna.
Menggunakan Royal Jelly
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi produk yang mengandung melbrosia (serbuk sari bunga) dan royal jelly secara oral selama 3 bulan dapat mengurangi gejala menopause. Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa royal jelly diduga bermanfaat untuk mengurangi gejala pramenstruasi serta berdampak baik bagi kadar kolesterol.
Royal jelly juga diduga dapat membantu kondisi asma, insomnia, pankreatitis, penyakit liver, tukak lambung, penyakit ginjal, patah tulang, kelainan kulit,kebotakan, ataupun kondisi lainnya. Namun sayangnya, sampai saat ini belum cukup bukti-bukti penelitian yang mendukung bahwa mengonsumsi royal jelly bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Efek Samping dari Penggunaan Royal Jelly
Royal jelly diduga aman untuk dikonsumsi. Produk suplemen yang mengandung kombinasi royal jelly dan ekstrak bee pollen masih aman untuk digunakan hingga delapan minggu. Namun tetaplah berhati-hati karena konsumsi royal jelly menyimpan risiko menyebabkan reaksi alergi serius, seperti asma dan pembengkakan pada tenggorokan. Pada kasus yang jarang, konsumsi royal jelly dapat menyebabkan diare disertai darah oleh karena perdarahan pada usus. Di samping itu, royal jelly diduga dapat menurunkan tekanan darah sehingga tidak disarankan bagi penderita hipotensi atau tekanan darah rendah.
Sementara itu, penggunaan royal jelly pada kulit juga diduga aman. Namun, pada kulit yang alergi, penggunaan royal jelly dapat memperparah alergi. Royal jelly juga dapat menyebabkan ruam dan peradangan bila digunakan pada kulit kepala.
Walaupun royal jelly tergolong produk alami, belum tentu berarti aman untuk dikonsumsi. Lebih baik memilih jalan aman dengan berhati-hati atau menghindari mengonsumsi royal jelly hingga ditemukan bukti kuat yang mendukung manfaat royal jelly bagi kesehatan. Terlebih lagi jika Anda adalah ibu hamil atau ibu menyusui, memiliki asma, atau memiliki alergi kulit.
Sumber: alodokter