Kursus Bahasa Inggris

Belajar Bahasa Inggris

Kamis, 08 Oktober 2015

Riset Mahasiswa UII Manfaatkan Limbah Karet Sebagai Penguat Elastisitas Beton


Indonesia dikenal sebagai negara penghasil karet terbesar ke-2 di dunia. Perkebunan karet yang menjadi tumpuan ekspor Indonesia banyak tumbuh subur di wilayah Sumatera. Bahan baku karet dari perkebunan ini diolah menjadi bahan setengah jadi yang selanjutnya akan digunakan oleh industri karet. Satu hal yang luput dari perhatian adalah limbah pengolahan industri karet yang banyak menumpuk dan berpotensi mencemari lingkungan. Limbah-limbah ini hanya teronggok dan kurang dimanfaatkan karena dinilai tidak mempunyai nilai ekonomis.

Hal inilah yang menjadi keprihatinan seorang mahasiswa UII asal Palembang, Sumatera Selatan, Ibnu Nugroho.

Menyaksikan betapa menumpuknya limbah pengolahan industri karet yang tidak dimanfaatkan di daerahnya, justru mengusik rasa keingintahuan mahasiswa ini. Ia pun melakukan riset pemanfaatan limbah karet berdasarkan bidang ilmu yang ditekuninya, yakni teknik sipil. Limbah karet tersebut dicampurkan dalam adonan semen dengan konsentrasi tertentu. Hasil yang diperoleh cukup menarik, di mana pencampuran limbah karet dengan takaran tertentu ke dalam adonan ternyata dapat meningkatkan daya elastisitas beton.

“Pertama-tama saya melakukan perhitungan untukmembuat adonan semen agar diperoleh komposisi tetap masing-masing komponen. Berdasarkan perhitungan, komposisi tetap adonan terdiri dari semen 20,507 kg, air 11,279 kg, agregat halus 43,953 kg, dan agregat kasar 71,428 kg”, jelasnya. 

Pasir dan kerikil merupakan contoh bahan agregat halus dan kasar yang ada dalam adonan. Dari adonan tersebut, kemudian dipisah-pisahkan dan dicampurkan limbah karet dengan takaran yang berbeda- beda, mulai dari 1%, 2%, 3%, 4%, hingga 5%. Persentase limbah karet yang dicampur merupakan persentase dari total masa keseluruhan bahan yang ada dalam adonan.

Tahap berikutnya setelah semen mengering, barulah ia melakukan pengujian laboratorium. Di laboratorium UII, Ibnu menguji tiga aspek kekuatan beton. “Dengan alat yang ada di lab teknik, saya uji sejauh mana kuat desak/tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastis beton setelah dicampur limbah karet”, katanya. 

Di sinilah, mahasiswa 22 tahun itu menemukan fakta menarik. Satu hal yang cukup menonjol adalah setelah ditambahkan limbah karet, modulus elastisitasnya meningkat.

“Modulus elastisitas beton meningkat secara optimal ketika ditambahkan campuran limbah karet pada takaran 2%. Rumus tersebut juga berlaku pada kelipatan untuk membuat adonan semen dalam skala yang lebih besar”, ungkapnya.

Menurut Ibnu, meningkatnya elastisitas pada beton dapat mengurangi retakan-retakan kecil pada awal titik runtuh beton. Sedangkan untuk beton normal, pada saat mencapai kuat tarik maksimum, beton tersebut langsung terbelah menjadi 2 bagian dikarenakan tidak ada lagi sesuatu yang menahan ketika beton tersebut mengalami keretakan.

“Beton semacam ini dapat direkomendasikan menjadi bagian struktur yang dapat meredam getaran seperti pada pondasi mesin dan bantalan jembatan”, pungkasnya.

Sumber: uii.ac.id