Kursus Bahasa Inggris

Belajar Bahasa Inggris

Minggu, 24 Mei 2015

Di Indonesia, Dari 1260 Tanaman Obat Baru Sekitar 180 Spesies Yang Sudah Dimanfaatkan


Himpunan Mahasiswa Kimia  Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menyelenggarakan Seminar Nasional Kimia pada hari Sabtu (23/05/2015) di FMIPA UNY. Hadir sebagai pembicara yaitu Prof. Dr. Sri Atun, guru besar bukan bidang Kimia Bahan Alam FMIPA UNY, Septi Nur Hayati, M.Sc., Apt. dari UPT Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia LIPI dan Mahendra Drajat Utomo, S.Si. dari PT. Petrokimia Gresik. Seminar tersebut diikuti oleh berbagai kalangan yaitu guru, dosen, peneliti serta mahasiswa.
Dalam seminar tersebut, Prof. Dr. Sri Atun memaparkan bahwa di Indonesia diperkirakan ada sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika dan sekitar 1260 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat. Namun hanya baru sekitar 180 spesies yang telah dimanfaatkan dalam berbagai industri obat dan jamu. Sementara itu masih banyak jenis jamur dan mikroba yang belum tersentuh para peneliti.
Lebih lanjut dikatakan, dengan ditemukannya teknik-teknik pemisahan secara kromatografi dan penentuan struktur molekul secara spektroskopi pada pertengahan abad ke-20 menjadikan perkembangan dalam penelitian bahan alam mengalami kemajuan yang yang semakin cepat. Dengan metode tersebut beberapa struktur senyawa bioaktif berhasil ditemukan. Seperti penemuan vinblastin dan vinkristin dari tumbuhan tapak dara sebagai obat kanker.
Sementara itu, pembicara lain Septi Nur Hayati menjelaskan ada beberapa penelitian yang sedang dikerjakan oleh Pusat Penelitian Kimia - Kelompok Penelitian Bahan Baku Obat  sampai tahun 2015 diantaranya uji klinik ekstrak daun sukun sebagai fitofarmaka antidiabetes dan antikolesterol, pencarian antidiabetes dari biota laut, pengembangan senyawa antimalarial alami dan pengembangan biota laut sebagai antibakteri.
"Riset obat tidak dapat diselesaikan secara tuntas hanya dengan menggunakan satu cabang pendekatan suatu cabang ilmu saja. Pemecahan masalah dengan pendekatan interdisiplin menjadi sebuah kebutuhan," tambah Septi.

Sumber: UNY

Baca juga:
Cara Memasak Nasi Agar Kalorinya Berkurang 50-60 Persen